Label

Selasa, 31 Januari 2012

tingkah aneh para GALAU-ers


sepertinya sebulan ini banyak fenomena aneh,,

melihat begitu banyak teman-teman update status di facebook dan twitter yang isinya kurang lebih sama,
tentang ke-GALAU-an karena makhluk asing berinisial PA,,
setelah begitu banyak message di FB yang bertanya hal yang kurang lebih sama,
"ada saran judul PA?",,
dan beberapa sahabat yang menjadikan saya Dosen Pembimbing ketiga dengan kode ATW untuk judul PA mereka,,
ada juga curhatan tentang ini itu yang saya dengar dari chat YM, Gtalk, SMS bahkan sampai ada yang menelepon gara makhluk asing berinisial PA ini,,
bahkan ada beberapa sahabat saya yang "RELA"  namun "TERPAKSA" menunda mudiknya dan rajin kekampus untuk mengurus si "PA" ini,,
intinya, bulan ini yang benar2 jadi trending topic, hot thread, dan lagi panas-panasnya pokoknya yang namanya PA,,

lebih dahsyat lagi kalo liat grup "Proyek Akhir" di Facebook,,
duh sampe penuh notification gara grup ini,,
ada yang curhat "sms ga pernahh, telepon ga pernaahh, aku nggak punya pulsaa,,"
hahaha,,
ga sih, maksudnya dari yang sms dosen ga dibales, telepon ga diangkat,,
posting sana sini tanya "kode xxx siapa ya?? nomernya berapa ya?? emailnya apa ya??"
ada juga yang pada tanya "ada yang udah bimbingan sama pak xxx???"
lebih parah lagi ada yang tanya, "liat pembimbing dimana ya??"
#gubrraaaaaagggkk,,
padahal udah diposting, di tag, di"up" berkali-kali sama Pak Periyadi dan Bu Inne,,
masih aja ada yang tanya,,
ettdaahhh, sekarang kan waktunya input judul, kok malah masih tanya pembimbing siapa,,
ckckckck,,
untung beliau-beliau sabar ya,,
kalau nggak udah di"delete" post gituan atau malah di"closed" grup kita tercinta,,
wkwkwk,, 

subhanallah, memang kalau udah jadi mahasiswa tingkat akhir ya gini nasibnya,,
"kesana kemari membawa alamat, jreeenkk jreenkk,," lho kok malah nyanyi,, wkwkwk,,
maksudnya kesana kemari slalu membahas yang namanya PA,,wah kalo aja ini nama orang, udah berapa banyak dosa yang udah dikurangi soalnya dari pagi sampai pagi lagi, 24/7 alias 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, si PA jadi bahan gunjingan kurang lebih 1000 orang,, hahaha,,

by the way,,
Alhamdulillah untuk jurusan TK dan MI udah keluar ya persetujuan judulnya,,
ciieee,, selamat yaa,,
ayoo berjuang untuk seminar Maret, hehehe,,
untuk yang merasa KA, sabar yaahh,,
sekarang saatnya kita berjuang kawann,,
ini bukan akhir perjuangan, karena tantangan sebenarnya nanti dikehidupan nyata,,
ini hanyalah sebuah pertaruhan jiwa dan raga,,
sebagai tanda kita benar-benar layak untuk menyandang gelar "DIPLOMA",,
mari berjuang sekuat tenaga,,
namun tak lupa tuk selalu meningkatkan ibadah kita,,
karena seberapa keraspun kira berusaha, hanya Allah yang dapat menentukan hasilnya,,
jangan pernah putus tuk selalu berdo'a,,
dan dedikasikan semua demi membanggakan orang tua,,
niscaya ini adalah bara yang luar biasa, untuk menggerakan lokomotif ragaotak dan jiwa kita,,

"TARGET DIBUAT HANYA UNTUK DICAPAI BAGI ORANG BIASA,
TAPI ORANG LUAR BIASA AKAN SELALU BERUSAHA MELAMPAUI TARGET,
KETIKA IA SANGGUP MELAMPAUINYA, IA AKAN BUAT TARGET BARU UNTUK DILAMPAUI LAGI"
KITA BUKANLAH ORANG BIASA, NAMUN KITA ADALAH ORANG-ORANG LUAR BIASA,,

===========abidtommy================ 

Kamis, 26 Januari 2012

POWER RANGER versi saya,,

 

hayoo, waktu kecil siapa yang ga suka suka nonton Power Ranger??
pasti kebanyakan yang baca blog ini suka nonton "ginian" dulu, hehehe,,
disini saya ga bahas power ranger yang diatas, tapi Power Ranger versi saya, hahaha,,
dan mereka adalahh...

ardhan - ghita - bintang - bulan
zelin
5 orang keponakan saya, hahahah,,,
sebagai anak terakhir dari 3 bersaudara, sudah jadi resiko diusia semuda ini
( emang masih muda ya?? '-__-' ) sudah di panggil Oom ,,
kenapa saya sebut mereka POWER RANGER ?? karena mereka punya kekuatan masing-masing yang terkadang membuat saya jengkel, bete, males, tapi sekaligus juga membuat saya sangat sayang sama mereka,, n_n ,, dan inilah KEKUATAN mereka,,

Bintang (tuh yang pake baju kuning)
dia keponakan pertama saya, anak pertama dari kakak pertama,,
menurut saya, dia ini keponakan saya yang paling pinter dan rajin belajar dan ibadahnya,,
kerjanya belajar mulu kalo saya ke rumahnya,, dan dia paling ga suka kalau nilainya turun,, jempol dahh,,
yang paling membuat saya bangga, cita-cita dia jadi Ustadz, Subhanallah,,
dan sekarang dia sedang sekolah di sebuah Pondok Pesantren yang cukup bagus di Tangerang
(minggu kemarin akhirnya saya bisa kesana) kelas 1 SMP,,
semoga cita-citanya terwujud,, amiinn,, n_n

Ghita (yang pake baju biru)
dia keponakan saya yang ke dua, anak pertama dari kakak kedua saya,,
keponakan yang satu ini kalo makan, masya Allah,, lamanyaaaa,,,
bayangkan saja, untuk menghabiskan sepiring nasi yang tak seberapa banyak (buat ukuran saya, :-P)
dia menghabiskan waktu satu jam lebih,, makannya saya paling males nyuapin keponakan yang satu ini,,
soalnya bikin ngantuk dan bikin saya laper lagi, hahaha,,
sekarang dia kelas 3 SD, dia lumayan pinter juga,, ga pernah lepas dari 3 besar di kelasnya,,
oh iyaa, dia itu cerewetnyaaa nggak ketulungan,,
tapi dia sayang banget sama adek-adeknya (Ardhan sm Zelin),,
jempol dahh, udah jadi kakak yang baekk,, n_n

Bulan (yang pake baju Pink)
dia itu adeknya si Bintang,,
kalau saya bilang, nih anak udah gede sebelum waktunya,,
soalnya diusianya yang baru kelas 3 SD, kerjaannya "NONTON SINETRON",,
busyeett dahh,, ini anak susah banget dipisahin sama remote televisi dari jam 6 sore sampe jam 9 malem,,
dan ini anak beda jauh sama kakaknya, kalau disuruh belajar maleeeesss bangett,,
baru pegang pensil + buku 10 menit,, ZzZzZzZzZz.. udah tidur diaa,,
besok paginya baru panik, dan triak-triaakk,, "OOOMMM,, KERJAIIN PEE EERR BULAAANN",,
ogaaahhhhhh,, hahahah,,

Ardhan (yang pake baju ijo)
yang satu ini adheknya si Ghita,,
nah, yang satu ini agak-agak mirip sama kakaknya, kalo disuapin lumayan lama jugaa,,
tapi dengan sedikit trik + diboongin akhirnya bisa juga makan cepet,, kan saya punya sejuta trik buat nyuapin anak-anak bandel macam ini,,
tapi yang bikin saya jengkel tuh dia cengeenggnyaa masyaAllah,, dikit-dikit triak "mamaaaaahhh, kakak nakall.... papaaahh, adek nakaaalll" sama adeknya aja (Zelin) dia bisa kalah kalo masalah rebutan mainan,,
padahal adeknya 2 tahun dan dia udah 4 tahun,, ckckckc,,

Zelin (Tuh yang lagi ngiler)
keponakan saya yang terkecil ini saya panggil amoy,, soalnya matanya sipit kayak turunan tionghoa,, hehe,,
dia itu keponakan yang irit ngomong, sehari bisa diitung pake jari tuh kata-kata yang dia ucapin,,
pas saya ngajak Zelin jalan-jalan muter komplek, nih anak walopun usianya baru 2 tahun, udah hampir hafal jalan sekitar komplek,, saya aja bingung,, hahaha,,,
dan yang bikin kocak adalah, dia kalo jalan-jalan, walaupun saya ajak ke taman, tapi dia narik tangan saya kemana coba,,,, dan dia main ambil aja tuh jajanan disana, tanpa bicara apa-apa langsung minta balik lagi kerumah,, ga kasian kali yak sama saya,, tiap pagi sama sore bayar makanan yang sama sekali gak saya makan,,,

tapiii,,
mau mereka semua aneh, bandel, nakal, cerewet dan entah apa lagi sifat-sifat mreka yang bikin saya dongkol, pengen jitak, pengen muntah, pengen kaburr,,
inilah yang membuat saya setahun ini ga ketemu mreka udah berasa kanggeeen bangggeett,,
oleh karena itu, disela-sela libur smester 5 ini,, karena tingkat ke-GALAU-an saya udah mencapai stadium akhir gara-gara sesosok makhluk yang lebih aneh lagi yang bernama "Proyek Akhir",,
saya lebih memilih menghabiskan 2 minggu kurang liburan ini bersama mereka,,
alhamdulillah,, walaupun di Kampus Abu-Abu para mahasiswanya lagi hobbi banget update status dan update twitter masalah GALAU sama Proyek Akhir,, saya berhasil kabur dari kondisi ini,,
karena kenakalan mereka, kepolosan mereka, keanehan mereka,
tangisan mereka,, teriakan mereka,, keusilan mereka,
kecerewetan mereka dan ada aja tingkah-tingkah ajaib mereka,,
itulah yang membuat saya selalu merasa kangen untuk bersama mereka,,

makasih banyak ya Bintang, Ghita, Bulan, Ardhan, Zelin,,
udah mau jadi pelampiasan ke-GALAU-an Oom,,
Oom sayang banget sama kalian,,
semoga suatu saat Oom bisa menjadi Oom yang bisa kalian banggakan,, amiin,,
n_n


== abid tommy ==



Minggu, 01 Januari 2012

Kisah Murabbi dan Segerombolan Preman

kisah ini saya ambil dari sebuah novel,,
maaf bukannya plagiat, tapi saya pikir ada makna yang mendalam dibalik kisah ini,,
semoga bermanfaat,,


Pernah suatu hari, aku meminta tolong teman-teman untuk mengisi kajian para preman. Ternyata teman teman banyak yang belum siap untuk mengembangkan dakwah dikalangan para preman. Sehingga kajian untuk para preman, masih tetap aku yang mengisi. Memang sangat unik sekali saat bertemu dengan preman-preman itu, saat-saat pertama mengenal mereka. Entah apa yang membuat para preman ini sadar, akan pentingnya mengenal Islam lebih dalam. Perjumpaan yang sangat unik, saat aku selesai mengisi kajian ditempat anak-anak yang kurang beruntung, aku berjalan sendirian diperkampungan kumuh itu.

Disebuah pinggiran kali, aku berpapasan dengan tiga para preman. Mereka melihatku dengan tatapan yang tajam, seakan aku adalah mangsa yang siap untuk diterkam, dan tentunya sangat lezat. Jantungku berdetak kencang, aku merasakan ketakutan saat berhadapan dengan para preman. Tak pelak aku pun beristikfar dalam hati dan meminta perlindungan kepada sang Maha pelindung.
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu
benar-benar orang yang beriman." (QS Ali Imran : 175). 
Aku teringat dengan apa yang difirmankan Allah, sungguh dahsyat apa yang kurasakan setelah mengingat Ali Imran ayat 175. Tubuhku seakan siap menjadi tentara Allah yang akan menghadang para segerombolan kaum Bani Israil.

“Hai kamu! Kesini” teriak salah satu preman itu, memanggilku.
Dengan santai aku pun mendatangi ketiga preman itu “ada apa Bang?” jawabku.
“Jadi ini yach, Guru ngaji itu!” ucap salah satu preman yang berada ditengah.
“Iya Bos, dia salah satu dari guru ngaji itu!” jawab salah satu preman disebelahnya.
Aku hanya diam dan menatap mereka, serta bersiap siaga jika mereka akan berbuat
sesuatu kepadaku.
“Apa benar kamu guru ngaji, yang ngajar digubuk sana?” tanya preman yang dipanggil
Bos, dan kemungkinan dia memang memang Bos preman didaerah kumuh ini.
“Iya benar!” jawabku singkat dan mantap, sambil sedikit menganggukan kepala.
“Hem, aku sudah mendengar kalakuan kalian pada anak-anak disini!” ucap si Bos preman itu.
“apa kamu nggak takut, sama kami!” ucapnya lanjut, dengan sedikit agak membentakku.

Saat itu aku hanya sedikit tersenyum lalu mengatakan “maaf kalau saya mengganggu atau ada kelakuan saya dan teman-teman yang tidak mengenakkan, kami mengajar kesana hanya untuk meningkatkan keilmuan anak-anak, serta mencari pahala yang dijanjikan
oleh Allah swt! Tidak ada maksud lain selain itu.” Ucapku tenang dan tegas
“Jadi, kamu memang benar-benar tidak takut pada kami!” Bos preman itu membentak keras kepadaku
“Maaf, bukan bermaksud seperti itu! Saya dan teman-teman, mengajar dengan keIkhlasan. Bukan mencari permusuhan!” jawabku mencoba untuk menenangkan mereka.
“Dasar bocah. Kamu sudah berani menginjak daerah kami!” ucap salah satu preman yang berambut gondrong.
“Sudah sikat saja!” ucap preman yang berbadan ceking, berambut cepak sambil langsung bergerak mengepungku, tidak terkecuali preman yang berambut gondrong itu. Si Bos preman hanya melihat dan diam saja. Darah sudah mendidih, luapan emosi sudah menerjang pada ketiga preman itu. Aku juga sudah bersiap siaga menerima serangan dari kedua preman itu.

“Tak ada yang saya takuti selain Allah swt, jikalau saya mati disini! Maka akan banyak tentara Allah yang akan menghajar kalian! Dan saya syahid dijalan-Nya” ucapku keras.
Saat si preman gondrong akan menyerang, terdengar teriakan keras “HENTIKAN”. Kami
 pada Si bos preman itu. “Sudah, hentikan!” perintahnya lagi.
Aku masih tetap bersiapsiaga jika sewaktu-waktu mereka menyerangku. Si Bos preman itu mendatangiku, lalu dia tersenyum sambil berkata “Hai anak muda, siapa namamu?”
“Khalid, Khalid Hendriansyah!” ucapku tenang dan tetap tegas.

“Baru kali ini, saya berhadapan dengan anak muda yang berani!” ucap Si bos preman,
selanjutnya dia mengatakan “sebenarnya beberapa kali, ada anak muda yang mengajarkan ngaji pada anak-anak diperkampungan kumuh ini. Tetapi mereka adalah anak muda yang munafik, mereka mengatakan kebesaran Tuhannya tetapi mereka menakuti manusia. Mereka takut pada kami, para preman! Saat aku melihat kamu, aku ingin menguji keberanianmu, aku ingin menguji keimananmu, ingin menguji kekuatan
kepercayaanmu kepada Tuhanmu. Dan menguji, apakah kamu dari golongan anak muda yang munafik itu? Sungguh luar biasa keberanianmu, engkau tak takut akan kematian. Bahkan engkau mencari kematian, kematian diatas nama Tuhanmu! Dan ternyata kamu bukan dari golongan anak-anak muda yang munafik itu.”
Nih preman gak tau kali ya, kalau aku sebenarnya juga takut! Tapi Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah swt, rasa takutku pun menjadi sebuah keberanian. Ucapku dalam hati.
Si Bos preman mendekat kepadaku, lalu menepuk pundakku sambil mengatakan “hai anak muda, kami tidak ingin ada orang yang mengajarkan anak-anak kami tentang bagaimana mengenal Tuhan, sedangkan dia sendiri tidak mengenal-Nya. Kami ingin anak-anak kami di didik oleh orang-orang yang memang mengerti tentang Tuhan. Tidak takut akan ancaman manusia, tetapi dia lebih menakuti ancaman-ancaman Tuhannya. Sehingga anak-anak kami nantinya, menjadi seorang pemberani dalam hidup. Dan termasuk dari golongan orang-orang yang shaleh.” Si bos preman itu  memandangi aku,layaknya berharap kepadaku, berharap tentang ajaran kebenaran. Berharap akan datangnya cahaya keIlahian. Setelah itu Si bos berkata “Khalid, jangan kamu kira bahwa kami tidak perduli dengan masa depan anak-anak kami! Kami berpenampilan seperti ini, karena kami ingin melindungi daerah ini, dari preman-preman yang lain! Dengan seperti ini kami lebih leluasa untuk bergerak.”

Aku tersenyum saat Si bos preman itu menatap tajam penuh makna, penuh pengharapan dari orang yang menginginkan kebenaran.
“Insya Allah, saya akan mendidik anak-anak dilingkungan sini dengan ilmu yang pernah saya dapatkan! Saya hanya menginginkan keridhoan Allah saja dalam berjuang, bukan yang lainnya.” Ucapku.
“Terima kasih, Khalid! Dan jika kamu butuh apa-apa silakan panggil kami.” Ucap Si bos preman sambil akan beranjak pergi.
Saat dia akan beranjak pergi, serta merta pun aku langsung memanggil Si bos “maaf, saya belum tahu nama Abang!”
Si bos preman membalikkan tubuhnya menghadap aku, dia tersenyum sambil menjawab
“Panggil aku, Jamal! Sampai jumpa Khalid”
Saat hendak Si bos preman alias Bang Jamal melangkah meninggalkanku, aku berteriak “Assalamua’alaikum, Bang”. Bang Jamal menoleh, sambil tersenyum dan menjawab “Walaikumsalam” setelah itu dia pergi.

Aku tertegun sesaat, pikiranku menerawang mengingat apa yang dikatakan Bang Jamal “Kami tidak ingin  ada orang yang mengajarkan anak-anak kami tentang bagaimana mengenal Tuhan, sedangkan dia sendiri tidak mengenal-Nya.” Sungguh luar biasa apa yang diucapkan Bapak Jamal. Tiada kata yang seindah dengan pengingatan keras, seperti apa yang diucapkan Bang Jamal. Sungguh aku benar-benar takut, takut  jika tidak dapat mengemban amanah ini. Sebuah ucapan yang harus diperhitungkan, meski ucapan itu
diucapkan oleh orang-orang jalanan atau bahkan seorang preman. Tiada hal yang harus kita singkirkan, dari pernyataan seorang preman yang begitu agung. Mungkin pernyataan Bang Jamal, layak disetarakan dengan Aristoteles atau mungkin Imam Ghazali, sungguh pernyataan yang tidak dapat diduga dari mulut seorang yang masih tidak begitu mengenal tentang kebenaran dari Tuhan. Tapi tetap, Bang Jamal adalah Jamal, bukan Aristoteles atau bahkan Imam besar Al Ghazali.

Yang aku tahu, dijaman seperti sekarang ini pernyataan yang di ucapkan oleh Bang Jamal sangat langka. Kita lebih banyak tahu, tentang orang-orang yang selalu berpikiran sempit tentang ajaran-ajaran kebenaran ini, Islam. Apalagi menganggap bahwa, anak-anak yang mempelajari agama Islam, adalah anak-anak yang ketinggalan jaman. Mereka mungkin lupa dengan apa yang dikatakan Imanuel Kant, bahwa tingkatan paling tinggi dari estetika dan etika, dari derajat manusia adalah rasa keimanan yang tinggi terhadap agamanya (relegius).