saling mendengarkan hati
tak mudah untuk kita pahami
berbagi rasa di hati "
sebait lagu Nidji sudah cukup menggambarkan,,
bagaimana susahnya untuk bisa saling memahami,,
bahkan diantara kumpulan orang yang katanya "sahabat" sekalipun,,
ya, terkadang aku iri,,
karena di saat ini, belum ada yang bisa mengerti,,
atau setidaknya mau berusaha mengerti,,
tak seperti waktu itu,,
lima bersaudara yang selalu berusaha memahami,,
apapun yang sedang dialami,,
menangis bersama,,
tertawapun bersama,,
Cimol, Nduud, Gildon, Gocho,,
you are my best friend ever and ever,,
sekarang ini,,
yang ada hanyalah "persahabatan semu",,
yang menawarkan keindahan fatamorgana,,
namun yang terasa hanyalah gersang membakar hati,,
terserah apa yang mereka katakan tentangku saat ku tak ada,,
nyatanya tanpa aku, mereka terlihat lebih bahagia,,
sejak kejadian setahun yang lalu,,
aku pun mulai mengerti,,
jika dunia ku terlalu berbeda dengan mereka,,
bukannya aku menutup diri,,
sudah ku coba melakukan apa yang aku bisa,,
memberikan apa yang aku punya,,
melakukan apapun yang mereka minta,,
nyatanya??
tetaplah persahabatan semu yang kurasa,,
setahun yang lalu, sebuah kejadian membuatku naik darah,,
betapa tidak, ketika mereka pergi jalan-jalan tanpa mengajakku,,
bahkan ku sms beberapa dari mereka tak ada yang merespon,,
padahal orang lain yang nyatanya tidak bisa ikut sampai ditelpon diajak ikut,,
dengan satu kalimat "katanya kamu ada agenda" menjadi sebuah alasan
kata siapa?? kata orang?? tak bisakah kalian bertanya langsung??
padahal waktu bersama kalian itu bagiku prioritas,,
sudah beberapa kali kubatalkan janji-janjiku,,,
ketika kalian mengajakku pergi, aku pasti katakan "oke, siap,,"
ketika kalian meminta tolong, aku pasti katakan "oke, bisa,,"
lama waktu berlalu,
dan tiba-tiba kudengar kalimat itu,
"males ah ngajak abid, dia lagi marahan sama "%@#$*&(*" ntar bikin suasana nggak enak"
akupun menyadari, bahwa dia lebih berharga untuk kalian hibur dibandingkan aku
ternyata itu alasannya, kenapa setahun yang lalu tak ada seorangpun yang mengajakku,,
atau bahkan menanyakan "kenapa kamu nggak ikut?"
bahkan mengingatku pun sepertinya tidak,,
tak hanya sekali kualami itu,,
nyatanya sudah beberapa kali,,
tak apalah,,
jika memang aku
tak lebih dari seorang supir yang mau lelah mengantarkan kalian kemanapun kalian mau,,
tak lebih dari seorang yang bisa kalian minta tolong kapanpun,,
tak lebih dari seorang yang bisa kalian repotkan setiap saat,,
tak lebih dari seorang yang mau tak tidur mengerjakan tugas kuliahmu,,
tak lebih dari seorang yang mau menunggu lebih dari 1 jam saat kita ada acara,,
tak lebih dari seorang yang mau bersusah payah untuk kepentinganmu,,
tak lebih dari seorang yang kalian panggil ketika kalian butuhkan,,
tak lebih dari seorang pelayan yang mau bolak-balik pergi untuk kalian,,
tak apa,,
karena mungkin itulah makna "sahabat" bagi kalian,,
mungkin salahku yang terlalu berharap lebih pada kalian,,
berharap kalian mau mencoba merasakan apa yang aku rasakan,,
berharap kalian mau mengerti apa yang aku alami,,
berharap kalian membalas apa yang aku lakukan,,
dan pada akhirnya,,
hanya Allah SWT yang benar-benar mau dan bisa mengerti,,
apa yang dialami oleh hamba yang hina ini,,
-- bdg, 25 dec 12 --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar