ketika itu,
muncul sosok mungil kecil tak berdaya..
sepertinya tak ada harapan,
mungkin saja ia kan mati..
tubuhnya hanya tulang berbalut kulit,
untuk bernafaspun ia susah..
hingga rintih perih seorang ibu berkata,
"selamatkanlah dia"
suara itu membuat sosok kecil itu penuh harap,
dimasukan ia kedalam kotak kecil berdinding kaca,,
apa yang ia rasakan?
aku pun tak tahu
empat botol infus yang terpasang di kedua tangan dan kakinya,
aku pun tidak tahu rasanya
haruskah diusianya yang baru beberapa jam itu ia pantas mendapatkannya??
bukankah ia lebih pantas tidur nyenyak dipelukan hangat ibunya??
dua pekan itu terasa lama,
bagaimana tidak..
bagaimana rasanya menjadi ibu yang menunggu anaknya antara hidup dan mati??
dengan cemas dan penuh harap ia mengucap jutaan do'a..
"Selamatkanlah dia"..
tawa pun mulai terkembang,
tatkala sosok yang tadinya kurus kerontang sekarang terlihat lebih sehat..
walaupun ia belum bisa berkata,
terlihat jelas raut wajah bahagianya.
Mata yang dulu sayu, kini lebih bersinar..
perut yang dulu kosong, kini lebih bulat..
tubuh yang dulu seperti boneka kayu, kini lebih sehat..
bibir gelapnya pun, kini terlihat terang..
itulah aku,
saat pertama mencoba menatap dunia untuk pertama kalinya..
dengan hanya kata mengucap kata "Selamatkanlah Dia"..
yang terucap dari seorang ibu yang penuh dengan mukjizat..
serangkai kata sederhana tapi mempunyai sejuta makna yang dalam..
terlihat dengan jelas,
doa seorang ibu untuk keselamatan anaknya lebih manjur
daripada ribuan jarum suntik yang pernah ditusukan ketubuhnya??
entahlah..
hanya Allah yang tahu..
== abid tommy ==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar